Rabu, 10 Januari 2018

3 KARAKTERISTIK MEDSOS YANG BERBEDA DARI MEDIA KONVENSIONAL

3 KARAKTERISTIK MEDSOS YANG BERBEDA DARI MEDIA KONVENSIONAL




KORAN KOMPAS,
Kolom OPINI,
Judul Utama MENCARI FIGUR SOCRATES,
Halaman 7,
Edisi RABU 10 JANUARI 2018,
By: Trisno S Sutanto (Periset Independen; Aktivis Masyarakat Dialog Antaragama), Jakarta



Tentu sah-sah saja memakai medsos untuk kepentingan politik. Namun, sebagaimana didokumentasi dan dianalisis dengan sangat bagus oleh Cherian George, yang terjemahan Indonesia bukunya belum lama ini diluncurkan PUSAD-Paramadina, medsos merupakan humus yang paling pas bagi penyebaran hoaks atau pelintiran kebencian. Mengapa? Menurut saya, ini terkait erat dengan, setidaknya tiga karakteristik medsos yang berbeda dengan dari media konvensional (cetak dan elektronik) dan patut dicermati.
Pertama, jumlah dan perputaran informasi yang membeludak dalam medsos membuat sulit sekali orang mengambil jarak kritis dengan apa yang diterimanya. Padahal, jarak kritis ini sangat penting agar orang mampu mencerna dan menilai informasi yang diserap. Bayangkan saja, setiap hari ada ribuan, ratusan ribu, bahkan jutaan informasi yang beredar cepat dari berbagai penjuru dunia melalui medsos. Sudah tentu tak seorang pun dapat mengikuti semua, apalagi memilah, mencerna, dan menilainya. Maka, lama-lama kita hanya sekadar mengonsumsi berita tanpa mampu kritis mencernanya.
Masalahnya jadi lebih rumit karena, kedua, dalam medsos hampir tak dimungkinkan verifikasi untuk menentukan kebenaran suatu informasi. Sebabnya sederhana: jumlah informasi yang diterima terlalu banyak dan beragam, juga berubah dengan sangat cepat, sehingga tak memberi waktu cukup melakukan verifikasi. Apalagi “tangan pertama” informasi yang beredar melalui medsos biasanya sulit dilacak. Celah inilah yang kerap dipakai mereka yang memang berniat menyebar berita-berita hoaks, atau kampanye hitam dan pelintiran kebencian selama musim pemilu.
Hal ini terkait erat dengan soal ketiga yang menjadi karakteristik medsos: dalam medsos, Anda sekaligus pembuat, penyunting, ataupun penyebar informasi. Tak ada orang atau pihak lain yang terlibat di situ sebagai penyeimbang. Anda sendiri yang bertanggung jawab terhadap isi berita yang dibuat dan disebar. Dunia medsos, boleh dibilang memang semacam “rimba anarkis” yang tak punya aturan dan sensor. Di situ hanya berlaku adagium “Jarimu Harimaumu!”
Jadi, kehadiran medsos merupakan-meminjam frase Alfin Toffler- gegar budaya (cultural shock) bagi kita. Malah, kalau dicermati fenomena sekarang, bukan hanya kita di Indonesia yang harus berhadapan dengan gegar budaya itu, melainkan juga di seluruh dunia. Dan persoalan itu sungguh berbahaya karena menumpulkan kemampuan mengambil jarak kritis yang sangat diperlukan dan menenggelamkan kita semua dalam arus pergerakan informasi yang supercepat tanpa mampu menguji kebenarannya. Itu sebabnya kita bergerak memasuki abad pasca-kebenaran yang jadi cuaca politik sekaligus tantangan peradaban ke depan.

Senin, 08 Januari 2018

TUJUAN UTAMA BERBICARA TENTANG PELAYANAN PELANGGAN

TUJUAN UTAMA BERBICARA TENTANG PELAYANAN PELANGGAN BUKU : STRATEGI PELAYANAN PELANGGAN HALAMAN : 36 BY : SUSAN M. GAGE (manager departemen operasi di perusahaan bisnis pos) Tujuan utama berbicara tentang pelayanan pelanggan sewaktu rapat adalah agar orang-orang mulai lebih memperhatikan para pelanggan, dan mengetahui kapan dan dimana organisasi tidak memenuhi pengharapan dan kebutuhan pelanggan. Tujuan ini memacu diri seseorang. Secara sederhana dengan menawarkan informasi, dan meminta para pegawai Anda memberikan informasi, Anda akan membangkitkan semangat pelayanan pelanggan ini ke seluruh departemen. Semangat itu akan ada di pikiran setiap orang. Dan saat mereka sedang bekerja, akan lebih jelas apa yang tidak mereka perbuat untuk pelanggan. Mereka akan menyadari bagaimana kebijakan yang ada saat itu menghalangi mereka memberikan pelayanan yang baik. Tujuan kedua adalah untuk memperoleh informasi, prosesnya akan dibahas lebih rinci di bab mendatang. Berikan perhatian pada area dan situasi tertentu. Semua ini merupakan masukan bagi analis kinerja pelayanan dan akan membantu Anda selama melakukan penelitian. Berbicara tentang pelayanan pelanggan adalah landasan untuk langkah selanjutnya. Jika Anda bisa membuat pegawai Anda lebih berfokus pada pelayanan pelanggan, mereka akan menyadari dan berhasrat untuk melakukan perubahan. Pada saat mereka mau berubah, Anda telah siap untuk mengimplementasikannya dan mengambil satu langkah awal untuk mengembangkan program pelayanan pelanggan.