Minggu, 17 Januari 2010

Wow Pendeteksi Hantu...


Mungkin bagi sebagian orang, hantu itu tidak ada tetapi kami juga yakin banyak orang (terutama di Indonesia) yang percaya akan adanya hantu, setan, iblis, makhluk halus atau apapun namanya. Bahkan sebagian orang pernah mengatakan bahwa mereka pernah melihatnya.

Kalau anda adalah sebagian orang yang (mungkin) percaya dan ingin membuktikannya maka gadget aneh dari Jepang yang satu ini harus anda miliki.

Baketan Ghost Detector adalah versi mini Ghost Detector yang ada di pasaran dalam bentuk gantungan HP (Phone Strap).

Alat yang cara kerjanya sendiri dirahasiakan oleh pembuatanya yaitu Solid Alliance diyakini dapat mendeteksi hantu yang ada di sekitar kita.

Cara kerjanya sangat mudah, anda tinggal menekan tombol dan alat akan "mencari" dan apabila hantu tersebut benar-benar ada maka lampu tersebut akan berwarna merah. Ihhh…..seram!!!

Terlepas dari benar atau tidaknya alat ini dapat bekerja dengan baik tapi gadget yang satu ini cukup laku keras bak kacang goreng di negara asalnya Jepang.

Tertarik? Anda bisa mendapatkannya di www.kadounik.com dengan harga Rp. 195.000 – Rp. 210.000,-.
tapi dah ada aplikasinya nie di hape ;-) …namanya detectoplasma :twisted: …download dari http://www.getjar.com
haw2.. '-D

Sumber berita
Baketan si Pendeteksi Hantu

PENEMU simbol emoticons adalah...


Pernahkah anda membayangkan, apa jadinya YM, MSN, ICQ bahkan menulis email ke teman tanpa adanya emoticons (simbol emosi/ perasaan yang biasa kita gunakan di messanger atau email)?

Pasti hidup ini akan terasa "tawar" atau membosankan.

Untuk itu, kita sudah seharusnya berterima kasih kepada bapak yang satu ini.

25 tahun yang lalu, Profesor Scott Fahlman dari Universitas Carnegie Mellon adalah penemu simbol yang pastinya sudah sangat kita kenal seperti ":-)", ":-(", ":D" dan lainnya.

Pertama kali, Profesor Scott membuat emoticons di salah satu buletin elektronik (Electronic Bulletin) pada tanggal 19 September 1982 pada jam 11:44.

Terima kasih profesor karena anda telah membuat hidup ini lebih berwarna.

Sumber berita
Scott Fahlma: Emoticons Founder

Minggu, 03 Januari 2010

Orang Idiot Paling Genius



Thomas Alfa Edison orang idiot, Albert Einstein siswa yang bodoh dan nakal, Archimedes orang gila, dll. Hal tersebut contoh fenomena kesalahan persepsi terhadap perilaku anak didik bisa berakibat fatal bagi keberhasilan masa depannya. Hal bukan sesuatu yang tidak mungkin, menimpa akan-anak kita seperti fenomena yang menimpa Fisikawan tersebut.

Berikut sekilas beberapa fenomena aneh perilaku salah terhadap ilmuwan-ilmuwan tersebut :

Thomas Alfa Edison

Thomas Alfa Edison ilmuwan besar yang lahir 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat. Kecil-nya divonis gurunya sebagai siswa yang idiot, sehingga setelah 3 bulan sekolah ia di-drop out (DO) alias dikeluarkan dari sekolahnya. Beruntung, ibundanya melatih membaca dan berhitung, sehingga kecerdasan Edison kecil berkembang, bahkan menjadi pemikir terbesar sepanjang masa karena dapat menemukan 3000 jenis penemuan salah satunya ‘lampu listrik’.

Dalam salah satu biografinya disebutkan bahwa Edison berhasil menemukan lampu pijar setelah mengalami kegagalan 999 kali, artinya baru penelitian yang ke 1000 kali Edison menemukan lampu listrik. Sungguh keuletan yang luar biasa. Kalau saja Edison frustasi dan memberhentikan percobaan penelitiannya ketika mengalamai kegagalan yang je 999 kali, entah seperti apa bentuk penerangan sekarang.

Albert Einstein

Albert Einstein fisikawan yang lahir di Ulm Jerman pada tanggal 14 Maret 1897 – dikategorikan sebagai manusia paling cerdas di abad 19, 20 dan sampai sekarang – ketika kecil ia harus mengalami perlakuan kasar dari petugas di kereta api. Ketika itu Einstein kecil memiliki hobi berdagang dikereta api, karena dikeluarkan oleh sekolah karena dianggap siswa bodoh. Namun, dengan ketekunannya membaca koran-koran bekas seusai berdagang dikereta api, kecerdasannya luar biasa. Baru setelah berpindah sekolah dan kuliah di Swiss Institute of Technology di Zurich dia dikenal sebagai siswa atau mahasiswa cerdas.

Walau sudah lulus kuliah tapi tetap Einstein ditolak untuk bekerja di semua universitas yang ada di Swiss karena dianggap sebagai ‘pemalas’. Akhirnya dia meninggalkan dunia akademis dan bekerja dikantor jasa paten.

Baru setelah penemuannya “teori relativitas” dipublikasikan (1905) dia diakui sebagai orang cerdas bahkan tercerdas di Planet Bumi di abad 19 dan abad 20. Setelah meninggal (1955) otaknya diambil untuk diteliti, sampai sekarangpun otaknya masih tersimpan di Museum, semua karena kecerdasannya.

Archimedes

Archimedes fisikawan dan matematikawan Yunani (sekitar 287 SM – 212 SM) melalui teorinya tekanan “gaya apung yang bekerja pada suatu benda di dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu” sebagian orang disekelilingnya menganggap dia “gila” apalagi ketika dia kegirangan karena menemukan kesimpulan dari teorinya.

Archimides yang sudah lama melakukan penelitian dia menemukan kesimpulan dari penelitiannya ketika mandi dibak – seperti biasa orang yang mau mandi: tanpa baju, tanpa celana, tanpa sehelai benangpun alias telanjang atau bugil – Archimedes menyadari kalau air dalam bak mandi yang tadinya tidak penuh kemudian meluber tumpah ketika dia masuk kedalamnya. Saking girangnya Archimedes langsung lari sambil berteriak ”eureka…. eureka… eureka…” (saya menemukan… saya menemukan …), dia baru sadar setelah lama dia berlari bahwa dia telanjang atau bugil, lingkungan sekitarnya jadi semakin yakin Archimedes gila. Anggapan itu ternyata keliru karena hampir semua sekolah si dunia sekarang mempelajarai teorinya. Dia juga seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan.

Hal tersebut hanya sebagian kecil perlakuan aneh yang menimpa ilmuwan genius. Berhikmah dari kisah tersebut, kemungkiinan banyak guru, orang tua, lingkungan, yang salah melakukan “assessment” kepada anak didik atau orang disekitarnya.

Guru terutama, seharusnya memiliki kemampuan melakukan ‘assessment’ yang baik terntang perilaku anak, sebab dipastikan dilingkungan sekitar kita terdapat anak-anak yang memiliki perilaku unik sehingga memerlukan pembelajaran dengan layanan khusus agar mereka menguasai pengetahuan atau sains.